seperti inilah mereka kalau lagi bareng di suatu ruangan
dalam melakukan sesuatu..
kalo lagi gosipin orang
mengenai cara berpikir ..
- The official vini np's site -
Yg paling gampang ngaret soal waktu
1 B (krn nyantai terus)
2 O (krn flamboyan)
3 AB (krn gampang ganti program)
4 A (krn gagal dalam disiplin)
Yg paling susah mentolerir kesalahan org :
1 A (krn perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2 B (krn easy going tapi juga easy judging)
3 AB (krn asal beda)
4 O (easy judging tapi juga easy pardoning)
Yg paling bisa dipercaya :
1 A (krn konsisten dan taat hukum)
2 O (demi menjaga balance)
3 B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4 AB (mudah ganti frame of reference)
Yg paling disukai utk jadi teman :
1 O (orangnya sportif)
2 A (selalu on time dan persis)
3 AB (kreatif)
4 B (tergantung mood)
Kebalikannya, teman yg paling disebelin/tidak disukai:
1 B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2 AB (double standard)
3 A (terlalu taat dan scrupulous)
4 O (sulit mengalah)
MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN
Yg paling mudah kesasar/tersesat
1 B
2 A
3 O
4 AB
Yg paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:
1 O (jago olah raga)
2 A (persis dan matematis)
3 B (tak terpengaruh pressure dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo, renang dan gulat jepang bergoldar B)
4 AB (alergi pada setiap jenis olah raga)
Yg paling banyak jadi direktur dan pemimpin:
1 O (krn berjiwa leadership dan problem-solver)
2 A (krn berpribadi ‘minute’ dan teliti)
3 B (krn sensitif dan mudah ambil keputusan)
4 AB (krn kreatif dan suka ambil resiko)
Yg jadi PM jepang rata2 bergolongan darah :
1 O (berjiwa pemimpin)
Yg paling gampang nabung :
1 A (suka menghitung bunga bank)
2 O (suka melihat prospek)
3 AB (menabung krn punya proyek)
4 B (baru menabung kalau punya uang banyak)
Yg paling kuat ingatannya:
1 O
2 AB
3 A
4 B
Yg paling cocok jadi MC :
1 A (kaya planner berjalan)
Mahasiswa Tokyo Univ pada umumnya bergol darah :
B
MENYANGKUT KESEHATAN:
Yg paling panjang umur :
1 O (gak gampang stress, antibodynya paling joss!)
2 A (hidup teratur)
3 B (mudah cari kompensasi stress)
4 AB (amburadul) ===> PARAH! wkwkwkwkwk!!
Yg paling gampang gendut:
1 O (nafsu makan besar, makannya cepet lagi)
2 B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3 A (hanya makan apa yg ada di piring, terpengaruh program diet)
4 AB (Makan tergantung mood, mudah kena anoressia)
Paling gampang digigit nyamuk :
O (darahnya manis)
Yg paling gampang flu/demam/batuk/ pilek:
1 A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2 AB (lemah thd hygiene)
3 O (makan apa saja enak atau nggak enak)
4 B (makan, tidur nggak teratur)
Apa yg dibuat pada acara makan2 di sebuah pesta :
O (banyak ngambil protein hewani, pokoknya daging2an)
A (ngambil yg berimbang. 4 sehat 5 sempurna)
B (suka ambil makanan yg banyak kandungan airnya spt soup, soto, bakso dsb)
AB (hobby mencicipi semua masakan, ‘aji mumpung’)
Yg paling cepat botak :
1 O
2 B
3 A
4 AB
Yg tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin :
1 B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2 AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3 A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4 O (baru tidur kalau benar2 capek dan membutuhkan)
Yg paling cepet tertidur:
1 B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiripun bisa tertidur)
2 O (Kalau lagi capek dan gak ada kerjaan mudah mengantuk)
3 AB (tergantung kehendak)
4 A (tergantung aturan dan orario)
Penyakit yg mudah menyerang :
A (stress, majenun/linglung)
B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)
Apa yg perlu dianjurkan agar tetap sehat :
A (Krn terlalu perfeksionis maka nyantailah sekali-kali, gak usah terlalu tegang dan serius)
B (Krn terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
O (Krn daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai, jalan-jalan)
AB (Krn gampang capek, maka perlu cari kegiatan yg menyenangkan dan bikin lega).
Yg paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian)
1 A
2 B
3 O
4 AB
Did you know that your nurse is also a practicing philosopher? That's right, every registered nurse studies medical ethics--nursing ethics in particular, a set of moral and practical guidelines that influences nursing decisions big and small.
In essence, nursing ethics is a set of shared values or principles that govern the way nurses interact with patients, a patient's family, and even other doctors and nurses. In the United States, the American Nurses Association's (ANA) Code of Ethics outlines a nurse's ethical obligations and provides a non-negotiable ethical standard. It's kind of like an internal compass for navigating the clinical setting.
Slight nuances set general medical ethics apart from ethics in nursing. Where doctors are concerned with treating the disease and finding a cure, nurses are dedicated to treating the person and easing suffering. That difference in perspective defines a nurse's ethical standpoint.
Some of the broader nursing ethics issues today include questions about end-of-life care or the place of spirituality in nursing. Ethical issues on a day-to-day basis often involve patient communication and advocacy. Nurses are often the ones working closest with a patient while administering ongoing care. Patients may express desires, questions, and fears with their nurse, and those sentiments need to be shared with the rest of the health care team.
From working with unbiased compassion to standing up for patients' rights, a nurse holds a wide range of responsibilities in addition to the actual physical work of caring for patients. The ANA's Code of Ethics guides nurses through these responsibilities, including:
Nurses specializing in health care ethics may serve on hospital ethics committees or work in a legal setting. But a nurse in any setting must rely on and refer back to the nursing code of ethics throughout his or her career.
Having a code of ethics helps guide nurses through tricky situations and serves as a common reference point for everyone on the health care team. But the primary goal of nursing ethics is to protect patients. Veering from the code of ethics can lead to a breakdown in team communication and physical consequences for a patient.
If you're ready to learn more about nursing ethics, visit the ANA's Center for Ethics and Human Rights to find an online version of the Code of Ethics or access ethics articles from their Online Journal of Issues in Nursing. A stop at the International Centre for Nursing Ethics site also provides educational information. And if you want to really dig in, check out the Bioethics Research Library at Georgetown University.
source: http://www.medi-smart.com
Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes mellitus yang tidak terkontrol), kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak seimbang : tinggi lemak – rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), atau gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar.
Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga dapat menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat hingga mencapai lebih dari 50 mg/dl.
Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin. Namun, kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atu serum, kemudian baru urin. Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.
Tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan zat keton atau aseton pada urine.
Alat dan Bahan:
- 5 cc Urine yang ditampung gelas bekker
- 3 tetes Natrium Nitro Fruocide 6%
- 5 cc Amoniak 10%
- 5 cc Amonium sulfat
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Spuit 5cc
- Pengaduk
Cara Pengerjaan:
Jika urine tidak terjadi perubahan warna maka hasilnya negatif (-)
Jika urine berwarna ungu maka hasilnya positif (+)
Uji keton positif dapat dijumpai pada : Asidosis diabetic (ketoasidosis), kelaparan atau malnutrisi, diet rendah karbohidrat, berpuasa, muntah yang berat, pingsan akibat panas, kematian janin. Pengaruh obat : asam askorbat, senyawa levodopa, insulin, isopropil alkohol, paraldehida, piridium, zat warna yang digunakan untuk berbagai uji (bromsulfoftalein dan fenosulfonftalein).
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Dengan menggunakan spesimen urin acak (random) atau urin sewaktu, protein dalam urin dapat dideteksi menggunakan strip reagen (dipstick). Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria.
Sejumlah kecil protein dapat dideteksi pada urin orang yang sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan proteinuria transien. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat menyebabkan proteinuria. Bayi baru lahir dapat mengalami peningkatan proteinuria selama usia 3 hari pertama.
Alat dan bahan:
- urine yang ditampung gelas bekker
- tiga tetes asam asetat 6% (jika diperlukan)
- tabung reaksi
- pipet tetes
- lampu spiritus
- korek
- penjepit tabung
Cara Kerja
1. isi urine hingga dua per tiga tabung
2. tabung di miringkan, panaskan sampai mendidih dengan api berada di sisi tabung dan lihat hasil
3. jika urine dalam tabung berwarna sama (tidak ada perubahan warna atas dan bawah) maka hasilnya negatif
4. jika warna urine dalam tabung berubah (warna atas dan bawah berbeda) atau berwarna keruh maka tambahkan asam asetat 6% sebanyak dua sampai tiga tetes. Apabila warna urine kembali bening maka hasilnya negatif. Apabila warna urine tetap keruh mak hasilnya positif.
5. Jika warna urine berubah maka hasilnya dikategorikan sebagai berikut
(+) keruh ringan tanpa butir –butir protein
(++) kekeruhan ringan ada butir-butir protein
(+++) kekeruhan berkeping-keping
(++++) kekeruhan berat berkeping dan menggumpal
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
• Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8)
• Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat asam (pH di bawah 3)
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil laboratorium
• Penggunaan obat-obatan tertentu
• Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
• Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.
• Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi insulin menurun karena proses penuaan.
Warna urin
Nilai normal: kekuningan jernih
Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Perubahan warna urin dapat terjadi karena beberapa hal.
Berat jenis
Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mL
Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi antara 1.002 sampai 1.006.
Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026.
Abnormalitas:
pH
Nilai normal: 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)
Glukosa
Nilai normal: negatif
Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif dengan uji reduktor (Benedict).
Warna | Hasil |
Biru | Negatif |
Hijau | Sangat sedikit |
Hijau kekuningan | +1 |
Kuning kehijauan | +2 |
Coklat | +3 |
Merah bata | +4 |
Pemeriksaan Benedict ini sebenarnya ditujukan untuk mendeteksi adanya glukosa, asam homogentisat, dan substansi reduktor lainnya (misalnya vitamin C) dalam urin; sesuai dengan mekanisme reaksi yaitu reduksi tembaga sulfat. Asam homogentisat bisa ada dalam urin dalam jumlah besar pada individu dengan gangguan metabolisme asam amino alkohol (fenilalanin dan tirosin). Karena faktor ini pemeriksaan glukosuria di negara maju telah diganti dengan Clinistix.
Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes melitus, walaupun memang penyakit ini yang paling sering memberi hasil positif pada uji glukosa urin. Makna lain yang mungkin:
Protein
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji kuantitatif)
Protein dapat diuji dengan asam sulfosalisilat 20%, asam sulfat 6%, atau dengan reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip lebih banyak digunakan saat ini. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun nilai kuantitatif normal protein dalam urin sedikit lebih rendah daripada dewasa, yaitu <100>
Reagen strip | Hasil | Asam sulfosalisilat |
0-0.05 gram/L | Negatif | Jernih |
0.05-0.2 gram/L | Sangat sedikit | Keruh, tanpa butiran |
0.3 gram/L | +1 | Keruh, butiran halus |
1.0 gram/L | +2 | Keruh, butiran sedang |
3.0 gram/L | +3 | Keruh, berkepingan |
10.0 gram/L | +4 | Bergumpalan |
Hasil abnormal (positif) dalam uji proteinuria dapat berarti:
Keton
Nilai normal: negatif
Uji ketonuria dimaksudkan untuk mendeteksi adanya produk sampingan penguraian karbohidrat dalam urin. Ketonuria dulu diperiksa dengan metode Rothera, dan sekarang digunakan dipstik. Hasil positif dapat ditemukan pada ketoasidosis diabetik, alkoholisme, diet tinggi lemak, penyakit glikogen, dan konsumsi obat-obatan tertentu (levodopa dan obat-obat anestetik).
Urobilinogen
Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik), atau positif s/d pengenceran 1/20 (Wallace-Diamond)
Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji pengenceran Wallace-Diamond. Cara ini sudah banyak digantikan oleh uji dipstik modern yang bersifat kualitatif.
Warna | Hasil kualitatif |
Kuning sampai kuning kehijauan | |
Kuning oranye | Positif |
Oranye kecoklatan | Positif |
Urobilinogenuria dapat disebabkan oleh
Tidak ada urobilinogen sama sekali dalam urin bermakna ada obstruksi komplit pada saluran empedu (kolelitiasis atau karsinoma pankreas). Dari faktor farmakologis: kloramfenikol dan vitamin C menyebabkan urobilinogen urin berkurang.
Bilirubin
Nilai normal: negatif, maksimal 0.34 μmol/L.
Bilirubinuria dapat disebabkan oleh:
Nitrit
Nilai normal: negatif (kurang dari 0.1 mg/dL, atau kurang dari 100.000 mikroorganisme/mL)
Nitrit urin digunakan untuk skrining infeksi saluran kemih.
Eritrosit
Nilai normal: 0-3 sel per lapang pandang besar
Eritrosit dalam urin yang berlebihan (mikrohematuria) dapat ditemukan pada urin wanita menstruasi dan perlukaan pada saluran kemih; baik oleh batu, infeksi, faktor trauma, maupun karena kebocoran glomerulus.
Leukosit
Nilai normal: 2-4 sel per lapang pandang besar
Leukosit yang berlebihan dalam urin (piuria) biasanya menandakan adanya infeksi saluran kemih atau kondisi inflamasi lainnya, misalnya penolakan transplantasi ginjal.
Sel epitel
Nilai normal: sekitar 10 sel per lapang pandang besar, berbentuk skuamosa.
Sel epitel yang lebih daripada jumlah normal berkaitan dengan infeksi saluran kemih dan glomerulonefritis. Sedangkan bentuk sel epitel abnormal dikaitkan dengan keganasan setempat.
Cast / inklusi
Nilai normal: ditemukan cast hialin dalam jumlah sedang, tanpa adanya inklusi.
Cast merupakan kumpulan sel-sel yang dikelilingi suatu membran. Biasanya cast selain hialin (misalnya cast eritrosit atau cast leukosit) menunjukkan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis kronik). Inklusi sitomegalik menunjukkan infeksi sitomegalovirus (CMV) atau campak.
Kristal
Nilai normal: ditemukan kristal dalam jumlah kecil
Kristal yang ditemukan dalam urin tergantung pada pH urin yang diperiksa. Pada urin asam dapat ditemukan kristal asam urat. Pada urin netral ditemukan kristal kalsium oksalat. Pada urin basa mungkin terlihat kristal kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Ada juga sejumlah kristal yang dalam keadaan normal tidak ada; antara lain kristal tirosin, sistin, kolesterol, dan bilirubin.
Bakteri, jamur, dan parasit
Nilai normal bakteri: negatif. Kecuali untuk urin midstream: <>
Nilai normal jamur dan parasit: negatif
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih mungkin ditemukan dalam urinalisa, antara lain E.coli, Proteus vulgaris, Neisseria gonorrhoea dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan parasit yang mungkin ditemukan dalam urin adalah Schistosoma haematobium dan mikrofilaria spesies tertentu.
Referensi
vini np's site | 2008-2014 |Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review