Search

Friday, December 31, 2010

Happy New Year!

Posted by vini np at 5:34 PM 0 comments





"New Year begins, let us pray,
That it will be a year with new Peace,
New Happiness and abundance of new friends;
God bless you through out the NEW YEAR 2011"

HAPPY NEW YEAR !!! ^____^








*p.s hope my wishes come true...ameeenn :)

Latihan untuk meningkatkan Penglihatan

Posted by vini np at 5:31 PM 0 comments
Hahaa,,kemarin iseng-iseng saya cari cara untuk menurunkan minus mata tanpa pengobatan atau kacamata, eh ketemu latihan sederhana ini untuk bisa meningkatkan penglihatan. Yah


Beberapa latihan untuk meningkatkan Penglihatan

Zooming, adalah latihan melihat/focus dari benda yang jauh ke benda yang dekat, secara bergantian. Misal dengan melihat pensil dengan jarak 15 cm didepan mata dengan objek lain yang jaraknya lebih jauh, misal 4 meter atau lebih.


Palming, adalah menutup mata dengan kedua telapak tangan. Gosok kedua tangan dengan lembut sampai terasa hangat, kemudian letakkan telapak tangan pada mata dalam kondisi terpejam, jangan tekan bola mata, tapi letakan dengan halus pada tulang-tulang sekitar mata.


Latihan dengan Kartu test mata yang jarahnya berjauhan.

Soft focus, sama dengan zooming, hanya saja, selama focus mata tidak boleh berkedip selama 5-25 detik, dan mata tidak terlalu focus, hanya melihat secara santai.


Menguaplah dengan lebar, sampai anda benar-benar merasa rileks.

Dengan bola berayun, coba untuk focus ke bola yang bergerak karena ayunan. Atau bisa diganti dengan bola pingpong/tennis yang sedang dimainkan, atau alternative lain yang serupa.

Pencahayaan, dengan mata tertutup, pandanglah matahari, atau lampu yang cukup terang, sampai mata anda terasa hangat.

Latihan peregangan otot mata, gerakan mata anda kebawah, keatas, tengah samping.

Memijat bagian-bagian kepala yang mempengaruhi mata; bagian bawah alis, pangkal hidung yang diapit oleh 2 mata, 2 sisi kening di ujung alis bagian luar, titik bawah mata (tulang sekitar mata), bahu dekat tengkuk, 2 urat leher di bagian tengkuk.

dll, lebih lengkap silakan baca bukunya ya..

Tambahan

Sering-seringlah berjemur bawah dimatahari

Sering-seringlah melihat warna-warna alami di luar ruangan


Makanan yang tidak dianjurkan selama masa latihan:

1. Minuman ber alcohol

2. Makanan atau minuman yang mengandung kafein

3. Telor

4. Gorengan

5. Buah-buahan

6. Es krim

7. Keju

8. Rokok

9. Kopi

10. Susu

11. Daging merah

12. Obat-obatan (Selain yang dianjurkan dokter)

13. Makanan yang mengandung gula.



Olah raga yang dianjurkan:

1. Aerobic

2. Bersepeda

3. Dansa cepat

4. Jogging

5. Skating

6. Jalan kaki

7. Berenang

8. Tennis

9. Selancar

10. Yoga

11. Taichi



Btw, sekarang minus saya 1,5 dan silindris 0,75 dua-duanya =__= . Kita lihat perubahan di tahun 2011 nanti, apakah penglihatan mata saya berkurang? Turunkah?? Atau malah naik?? (*jangaaaan!!). yah,,itu semua tergantung dari saya sendiri....hahahaaa...

Strategi Promosi Kesehatan

Posted by vini np at 5:20 PM 0 comments

Strategi Promosi Kesehatan


 

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan WHO telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :


 

1. Gerakan Pemberdayaan

    Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi.

Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan).

Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.


 


 

2. Binasuasana

    Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam

Bina Suasana, yaitu :

a. Pendekatan Individu

b. Pendekatan Kelompok

c. Pendekatan Masyarakat Umum


 


 

3. Advokasi

    Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu "kebijakan" (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :

- Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

- Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah

- Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah

- Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

- Dikemas secara menarik dan jelas

- Sesuai dengan waktu yang tersedia.

Laporan Pendahuluan DBD

Posted by vini np at 5:15 PM 19 comments

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


A. PENGERTIAN

Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam (Brooker, 2001). Demam dengue/dengue fever adalah penyakit yang terutama pada anak, remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot, atau sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenophati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang terganggu, trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan (Noer, dkk, 1999). Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).


B. ETIOLOGI

Gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue (sejenis arbovirus).


C. PATOFISIOLOGI

Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus-antibody, dalam asirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen (Suriadi & Yuliani, 2001). Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali menyebabkandemam dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat berbeda akan tampak, bila seseorang mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. Dan DHF dapat terjadi bila seseorang setelah terinfeksi pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen-antibodi (kompleks virus-antibodi) yang tinggi (Noer, dkk, 1999).


D. MANIFESTASI KLINIS

- Demam tinggi 5-7 hari.
- Perdarahan, terutama perdarahan bawah kulit ; ptekie, ekhimosis, hematoma.
- Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
- Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi.
- Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
- Sakit kepala.
- Pembengkakan sekitar mata.
- Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening.
- Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary reffil time lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).


E. KLASIFIKASI

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :
- Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
- Derajat II : Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
- Derajat III : Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi sempit (120 mmHg), tekanan darah menurun, (120/80 , 120/100 , 120/110, 90/70, 80/70, 80/0, 0/0)
- Derajat IV : Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung  140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.


F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

- Minum banyak 1,5 liter – 2 liter/24 jam (dengan air teh, gula, susu).
- Antipiretik jika terdapat demam.
- antikonvulsan jika terdapat kejang.
- Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian

1. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa (Effendy, 1995).

2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.

3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

4. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.

5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.

7. Riwayat Tumbuh Kembang

8. Pengkajian Per Sistem

Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS
Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.


B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
3. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah (trombositopeni).



download file DBD yang lebih lengkap :)




DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Salemba Medika : Jakarta

Nasrul, Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta

Noer, Sjaifoellah dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.

Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik : Asuhan Keperawatan pada Anak. Sagung Seto : Jakarta

Pre dan Post Conference

Posted by vini np at 5:07 PM 0 comments

PRE DAN POST CONFERENCE
DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

 
 
  1. Pengertian 

    Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Konferense sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.

    Konferensi terdiri dari 2 macam, yaitu:
  1. Pre Conference

    Komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim . Jika yang dinas pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim (Modul MPKP,2006)

    Waktu        : Setelah operan
    Tempat       : meja masing-masing tim
    PJ               : Kepala tim atau penanggung jawab tim

    Kegiatan    : 
  1. Kepala tim atau penanggung jawab tim membuka acara
  2. Kepala tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana
  3. Kepala tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
  4. Kepala tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement
  5. Kepala tim atau penanggung jawab tim menutup acara

  1. Post Conference
    Komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya.

    Isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk operanI(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala tim atau penanggung jawab tim. (Modul MPKP, 2006)

    Waktu        : sebelum operan ke dinas berikutnya
    Tempat       : meja masing-masing tim
    PJ               : kepala tim atau penanggung jawab tim
    Kegiatan     :
  1. Kepala tim atau penanggung jawab tim membuka acara
  2. Kepala tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
  3. Kepala tim atau penanggung jawab tim menyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikut nya
  4. Kepala tim atau penanggung jawab tim menutup acara

  1. Tujuan
    Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternative penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif(McKeachie,1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al,1997)

    Tujuan pre conference adalah :
  • Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
  • Mempersiapkan hal-hal yang akan di temui di lapangan
  • Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

     
  1. Tujuan post conference
  • Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.

     
  1. Syarat

     
  2. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
  3. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
  4. Topic yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindaka rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
  5. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim

  1. Panduan perawat dalam pelaksanaan

    Menurut Ratna Sitorus, 2006 , panduan perawat dalam pelaksanaan, antara lain:
  1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana
  2. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing-masing
  3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.

    Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi:
  • Keluhan utama klien
  • TTV dan kesadaran
  • Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnostik terbaru
  • Masalah keperawatan
  • Rencana keperawatan hari ini
  • Perubahan keadaan terapi medis
  • Rencana medis
  1. Perawat pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi:
    1. Klien yang terkait dengan pelayanan, seperti: keterlambatan, kesalahan pemberian makanan, kebisikan pengunjung lainnya, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
    2. Ketepatan pemberian infuse
    3. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
    4. Ketepatan pemberian obat/injeksi
    5. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
    6. Ketepatan dokumentasi
    7. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
    8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan kemajuan masing-masing perawatan asosiet
    9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan


Metode Tim Manajemen Keperawatan

Posted by vini np at 5:03 PM 9 comments


METODE TIM

Pengertian

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.

Tujuan Metode Tim, yaitu:
Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002):
1) Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

2) Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

II. Tanggung Jawab

1. Tanggung jawab anggota tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberikan laporan.

2. Tanggung jawab ketua tim:
a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.

3. Tanggung jawab kepala ruang:
1) Perencanaan
a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan
Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

2) Pengorganisasian 
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
j. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan 
a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.
c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
b. Melalui supervisi:
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
Audit keperawatan.




Download file di bawah ini untuk metode penugasan keperawatan lainnya yang lebih lengkap :)


 

vini np's site | 2008-2014 |Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review

Winking Line Smiley